Kelompok 7 – Penalaran, Proposisi, Term, Dan Silogisme

 

BAB VII

PENALARAN, PROPOSISI, TERM, DAN SILOGISME

7.1 Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang berangkat dari pengamatan empiris dan menghasilkan konsep serta proposisi. Dalam proses ini, dari sejumlah premis yang diketahui, seseorang menyimpulkan proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Penalaran terdiri dari dua metode utama, yaitu:

1. Penalaran Induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.

Contoh:

• Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

• Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Kesimpulan: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab. Contoh bentuknya antara lain:

a. Generalisasi: Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik esimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dan lain-lain.

Contoh:

• Orang yang menjadi kader partai korupsi

• Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai

Generalisasi: Orang yang berkerja di partai korupsi

b. Analogi: Suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.

Ada 2 macam analogi, yaitu:

Analogi Induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :

• Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.

Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Contoh analogi deklaratif :

• Deklarasi untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

c. Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan, yang menyebabkan sebab akibat. Umumnya, kata yang menunjukkan hubungan sebab akibat adalah kata sebab dan karena.

-Sebab Akibat

Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapatmenyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.

Contoh:

• Belajar menurut pandangan tradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. ‘Pengetahuań mendapat tekanan yang penting, oleh sebab itu pengetahuan memegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.

-Akibat Sebab

Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.

Contoh

• Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam.Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua dan pengaruhmasyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.

2. Penalaran Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh:

• Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

7.2 Pengertian Proposisi

Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

Jenis-jenis Proposisi:

1. Berdasarkan bentuk

Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, Yaitu:

a. Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.

Contoh:

• Semua petani harus bekerja keras.

• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.

b. Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Contoh:

• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.

2. Berdasarkan sifat

Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: Proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional:

• jika hari mendung maka akan turun hujan

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.

Contoh proposisi kondisional disjungtif:

• Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.

3. Berdasarkan kualitas

a. Positif (afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.

Contoh:

• Semua dokter adalah orang pintar.

• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.

b. Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.

Contoh:

• Semua harimau bukanlah singa.

• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok

4. Berdasarkan kuantitas

Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

a. Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.

Contoh:

• Semua gajah bukanlah kera.

• Tidak seekor gajah pun adalah kera.

b.Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.

Contoh:

• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.

• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.

7.3. Term

Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang Merupakan ekspressi verbal dari suatu pengertian. Bagian dari Proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau predikat, serta Dapat berfungsi sebagai penghubung antara dua proposisi Yang disebut premis dalam sebuah silogisme. Tidak semua Kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term Itu adalah kata atau kumpulan kata.

Term adalah kata atau sejumlah kata Yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata seperti itu disebut kata. Misalnya: bunga, burung, pohon (term Tunggal), orang tua asuh, pencinta lingkungan hidup (term Majemuk). Ada jenis kata yang tidak bisa berdiri sendiri, baik Sebagai subyek maupun predikat. Ini disebut kata Sinkategorimatis. Misalnya: tetapi, beberapa, karena, dengan Cepat. Pada dirinya sendiri kata-kata ini tidak merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan karena itu tidak merupakan term.Kata-kata sinkategorimatis itu selalu tergantung pada Kata-kata kategorimatis untuk membentuk sebuah term.

Misalnya.: kata “berjalan” (kategorimatis, term), “denganCepat” (sinkategorimatis, bukan term). Tapi “berjalan denganCepat” mengungkapkan suatu pengertian baru, dan karena ituDapat berfungsi sebagai term dalam sebuah proposisi.

Jenis-jenis Term

Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang dikandungnya):

• Term Univok (satu kata, satu pengertian): karyawan,Pelanggan, guru, manager.

• Term Ekuivok (satu kata, lebih dari satu pengertian):Genting, bulan, bait, pasar.

• Term Analog (satu kata, pengertian bisa sama bisaBerbeda): ada, suap, sehat.

Dalam kaitan dengan jumlah kata:

• Term Tunggal: gunung, manusia, kejahatan.

• Term Majemuk: Kereta api, lapangan sepak bola.

7.4. Silogisme

Jenis-jenis Silogisme

A.Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua Proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang Mendukung silogisme disebut dengan premis yang Kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis Yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premisYang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di Antara kedua premis tersebut adalah term penengah(middle term

Contoh:

• Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)

• Akasia adalah tumbuhan (premis minor).

• Akasia membutuhkan air (Konklusi)

B. Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui Bagian konsekuennya.

Contoh:

• Jika hujan, bumi akan basah (mayor).

• Sekarang bumi telah basah (minor).

• Hujan telah turun (konklusi)

C.Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas Premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah Satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif Yang lain

Contoh:

• Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

• Nenek Sumi berada di Bandung.

• Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

D. Silogisme Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan seharihari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakanHanya premis minor dan kesimpulan.

Contoh entimen:

• Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang Dalam sayembara itu.

• Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

E.Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis Mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan Premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau Mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh Premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah Premis mayor dan premis minor adalah secara analog Bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam

Yaitu: Silogisme disyungtif dalam arti sempit Silogisme Disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai Alternatif kontradiktif.

Contoh:

• Heri jujur atau berbohong (premis1)

• Ternyata Heri berbohong (premis2)

• Ia tidak jujur (konklusi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *